Dua rumah di RT 3 RW I Desa Tanggul Tlare
IDwebhost.com Trend Hosting Indonesia ~> Dua rumah di RT 3 RW I Desa Tanggul Tlare, Kecamatan Kedung, yang diduga kuat digunakan untuk praktik prostitusi terselubung ditutup paksa oleh tim gabungan Satpol PP dan Polres Jepara, kemarin.
Kedua rumah itu adalah milik Kasbola,75 dan Muzaroah,50. Penutupan dua “rumah bordir” tersebut disaksikan warga, pemerintah kecamatan dan desa setempat. Pemilik rumah bernama Muzaroah dan Kasbola sebelumnya diminta menandatangani surat pernyataan kesediaan penutupan usaha mereka bermeterai Rp6.000. Ada sejumlah poin penting di dalam surat tersebut,yakni bersedia menutup usaha,membongkar rumah jika mengingkari surat pernyataan, siap menerima sanksi apa pun dari masyarakat, dan tidak menuntut balik apa pun yang dilakukan masyarakat dan pemerintah Desa Tanggul Tlare.
Kabid Penegakan Perda Satpol PP Kabupaten Jepara Suprayetno mengatakan, penutupan praktik prostitusi terselubung itu berawal dari peristiwa tragis di rumah milik Muzaroah beberapa waktu lalu. Salah seorang pelanggannya, Sukar, tewas seusai kencan dengan salah seorang perempuan yang diduga pekerja seks komersial (PSK) di sana. “Dasar penutupan ini adalah Perda Nomor 9 Tahun 1955 tentang Larangan Mendirikan Tempat Prostitusi,” tandasnya kemarin. Dalam penutupan tersebut, Satpol PP membawa barang bukti peralatan pendukung beroperasinya tempat bordil. Di antaranya kasur, bantal, guling, selimut,dan lima krai bambu.
Barang bukti kemudian dibawa ke Polres Jepara sebagai alat bukti. Seorang warga Desa Tanggul Tlare, Kasminah mengaku setuju dengan penutupan dua lokasi mesum tersebut. Jika tidak ditutup akan berimbas negatif tak hanya pada warga yang sudah berkeluarga, tapi juga kepada generasi muda yang ada di desanya. “Di tempat-tempat seperti pasti ada banyak minuman keras, dan berbagai barang terlarang lainnya. Terus bagaimana masa depan anak-anak kami kalau tempat itu dibiarkan beroperasi,” katanya.
Kedua rumah itu adalah milik Kasbola,75 dan Muzaroah,50. Penutupan dua “rumah bordir” tersebut disaksikan warga, pemerintah kecamatan dan desa setempat. Pemilik rumah bernama Muzaroah dan Kasbola sebelumnya diminta menandatangani surat pernyataan kesediaan penutupan usaha mereka bermeterai Rp6.000. Ada sejumlah poin penting di dalam surat tersebut,yakni bersedia menutup usaha,membongkar rumah jika mengingkari surat pernyataan, siap menerima sanksi apa pun dari masyarakat, dan tidak menuntut balik apa pun yang dilakukan masyarakat dan pemerintah Desa Tanggul Tlare.
Kabid Penegakan Perda Satpol PP Kabupaten Jepara Suprayetno mengatakan, penutupan praktik prostitusi terselubung itu berawal dari peristiwa tragis di rumah milik Muzaroah beberapa waktu lalu. Salah seorang pelanggannya, Sukar, tewas seusai kencan dengan salah seorang perempuan yang diduga pekerja seks komersial (PSK) di sana. “Dasar penutupan ini adalah Perda Nomor 9 Tahun 1955 tentang Larangan Mendirikan Tempat Prostitusi,” tandasnya kemarin. Dalam penutupan tersebut, Satpol PP membawa barang bukti peralatan pendukung beroperasinya tempat bordil. Di antaranya kasur, bantal, guling, selimut,dan lima krai bambu.
Barang bukti kemudian dibawa ke Polres Jepara sebagai alat bukti. Seorang warga Desa Tanggul Tlare, Kasminah mengaku setuju dengan penutupan dua lokasi mesum tersebut. Jika tidak ditutup akan berimbas negatif tak hanya pada warga yang sudah berkeluarga, tapi juga kepada generasi muda yang ada di desanya. “Di tempat-tempat seperti pasti ada banyak minuman keras, dan berbagai barang terlarang lainnya. Terus bagaimana masa depan anak-anak kami kalau tempat itu dibiarkan beroperasi,” katanya.